Tahun 2007 lalu, seorang agen asuransi merayu saya dengan jurus maut.
"Murah kok ini mas, sebulan mas Saptu hanya menyisihkan 500 ribu saja selama 5 tahun, nanti kalo mas Saptu meninggal dapat uang 150 juta, gimana mas?"
"Eh uangnya 150 juta buat kamu aja deh, alamatmu dimana mbak? Nanti aku layat deh.."
"Iiih.. Mas Saptu ini, bener lah mas, 500 ribu kan gak terasa mas tiap bulan, nanti kalo pensiun mas Saptu dapat dana pensiun 180 juta, kalo investasi bagus bisa dapat 1,5 milyarrrrr. Ikut ya mas.. Ikut ya mas.. Ikut ya mas.." agen ini begitu bersemangat, wajahnya terus berharap agar tembus targetnya bulan ini.
mmmm... Yowis saya tandatangan, urek urek urek! Tiap bulan saya mbayar 500 ribu selama 5 tahun, awal tahun 2012 lunas, total yang saya setor 30 juta. Dah saya gak pernah berharap dapat 150 juta tapi habis itu dikubur gak sempet lihat duitnya. Hehe..
"Ya Allah saya milih panjang umur saja biar bisa nebar manfaat sebanyak-banyaknya.."
Pertengahan tahun 2012 rayuan itu datang lagi, ketika saya antri di sebuah bank XXX, sebut saja namanya BCA.. Eh!, mbak yang ini merayu saya dengan ajibnya.
"Ini tinggal autodebet kok mas, gak terasa deh. Tau-tau nanti kalo meninggal sebelum umur 65 dapat uang tanggungan 160 juta.. Menarik kan mas?"
Sebelum saya ngeles bahwa mending dia yang meninggal duluan, mbak ini terus nerocos! Duuh parfumnya wangi sekali. Kalah deh minyak nyongnyong yang dipakai banci..
Akhirnya saya menyerah lagi..
Urek urek urek! Tanda tangan, dan tiap bulan rekening saya akan diambil dengan suka cita oleh mereka 500 ribu selama 7 tahun, tentu mbak itu akan kebagian jatah untuk beli parfum agar tetap wangi sepanjang hari.
Waktu berlalu..
Kawan-kawan saya sudah sudah hijrah lebih dulu beberapa tahun lalu mengingatkan,
"Sap.. Kalo mau ikut aturan Allah ya harus berani total, meninggalkan apapun yang Allah larang" kata mereka.
Dan mereka satu persatu menutup asuransinya, saya masih bertahan akan mendapatkan minimal 300 juta dari dua asuransi, dengan catatan saya harus mau meninggal dulu sebelum 65 tahun...
Mmmmm... Gitu yaaa
Saya pun mencari info banyak link di Google tentang hukum asuransi ini. Ternyata memang dilarang dalam Islam, karena kertas yang dianggap asset berharga ini mengandung beberapa unsur:
1. Gharar (ketidakjelasan/spekulasi tinggi), nasabah tidak tau kapan dia akan mendapatkan pertanggungan. Klaim bisa terjadi kapan saja.
2. Qimar (unsur judi), pihak asuransi bisa tidak perlu membayar klaim jika tidak terjadi apa-apa, juga bisa saja asuransi membayar berkali-kali jika nasabah sering celaka.
3. Asuransi mengandung riba fadhel (riba perniagaan) dan riba nasiah (riba karena penundaan). Jika pihak asuransi membayar lebih besar kepada pihak ahli waris itu riba fadhel, jika asuransi membayar klaim kepada nasabah namun ada penundaan waktu itu jadi riba nasiah, seolah-olah nasabah memberikan pinjaman uang kepada pihak asuransi.
4. Asuransi termasuk judi dengan taruhan yang dilarang, premi itulah yang jadi taruhannya. Siapa nih yang akan bayar duluan? Nasabah yang lunas tanpa celaka? Atau asuransi yang harus nombok karena nasabahnya celaka terus?
5. Asuransi memakan harta orang dengan jalan yang bathil, pihak asuransi mengambil harta nasabah namun tidak selalu memberikan timbal balik.
6. Asuransi memiliki unsur pemaksaan tanpa sebab yang syar'i, seolah-olah nasabah celaka dulu baru deh dapat uangnya kembali.
Info lengkap bisa kalian baca disini ► http://rumaysho.com/muamalah/ghoror-judi-dan-riba-dalam-asuransi-2316.html
Ada kawan lain yang sharing, ketika dia menutup semua asuransinya, lalu pilihan investasi pindah ke emas batangan dan koin dinar emas. Sejak jaman Nabi emas satu-satunya komoditi yang tahan terhadap inflasi.
Di jaman itu harga 1 kambing senilai 1 dinar emas, setelah 1400 tahun berlalu, hari ini harga 1 kambing juga sekitar 1 dinar emas (kurang lebih 1,7 juta). Luar biasa!
Beda dengan uangmu, 2 juta pada tahun 1990 bisa buat beli 1 sepeda motor, tahun 2015 hanya bisa buat beli sepeda tanpa motor! Itulah inflasi yang menggerus uang kita makin tak bernilai.
Saya inget pas SMA dulu tahun 1997 beli mie instan di warung depan harganya 250 rupiah, sekarang harganya sudah 2500.. Naik 10 kali lipat! Padahal sama-sama 1 bungkus. Inflasi kejam sekali.
Saya coba berhitung, jika sebulan saya menabung beli emas 500 ribu sejak 2007 lalu berapa yang akan saya miliki. Gini itungan mudahnya:
Harga Emas rata-rata per gram, cenderung naik jangka panjang, bisa turun juga nilai seperti komoditi lainnya, kayak harga bawang dan cabai di pasar induk.
2007: 200.046
2008: 280.046
2009: 296.534
2010: 350.000
2011: 400.000
2012: 520.000
2013: 510.000
2014: 500.000
2015: 475.000
Setahun saya membayar asuransi 6 juta, jika diurut maka:
Dari asuransi 1
Tandatangan Januari 2007
2007: bisa membeli 30 gram emas
2008: bisa membeli 21 gram emas
2009: bisa membeli 20 gram emas
2010: bisa membeli 17 gram emas
2011: bisa membeli 15 gram emas
Dari asuransi 2
Tandatangan Juni 2012
2012: 6 bulan bisa membeli 6 gram emas
2013: bisa membeli 11 gram emas
2014: bisa membeli 12 gram emas
2015: 6 bulan bisa membeli 7 gram emas
Total saya punya: 139 gram emas batangan!
Dan misal tahun 2015 saya nilai berapa totalnya dengan harga 475.000/gram maka saya punya asset senilai 66 juta!
Kemarin tanggal 28 Juli 2015, dengan langkah tegap hap hap hap.. Saya menuju kantor asuransi, saya mantap pengen menutup dua asuransi saya, bagian dari bersih-bersih diri dari yang haram. Sudah 8 tahun berlalu uang saya diambil oleh mereka, katanya uang saya di investasikan biar jadi berkembang.
Pertama ke kantor Asuransi Se*****, sebut saja namanya Sequislife.. Eh! Jreng jreng! Dengan senyum manisnya mbak asuransi berkata:
"Bapak kalo menutup asuransi besok yang cair 27 juta.. Silahkan tandatangan disini"
Saya bengong, 8 tahun uang saya mengendap malah rugi 3 juta!
Yowislah.. Tandatangan urek urek urek!! Wong dulu saya juga setuju urek urek.. Haduh!
Kedua ke kantor Asuransi A**, sebut saja namanya AIA.. Eh lagi! Selama 3 tahun uang saya disedot mereka 18 juta. Tidak ada si mbak yang wangi itu, adanya mas dengan perawakan tinggi dan berewokan.. Hehe
"Karena baru berjalan 3 tahun dari 7 tahun masa kontrak, maka dari 18 juta hanya bisa dicairkan 5 juta pak"
Saya bengong lagi.. Saya "kalah judi" 13 juta!!
Dan 8 tahun saya ikut dua asuransi, saya rugi 16 juta, tidak ada manfaat yang saya dapatkan kecuali saya rela mati duluan.. Maka Pihak asuransi yang kalah judi 150 juta x 2 asuransi.
Aaah.. Seandainya dulu saya ikut nasehat teman nabung di emas, uang saya malah akan bertahan dari inflasi, dari 48 juta jadi bernilai 66 juta.. Dan saya bakal pegang fisik! Ada emasnya yang bisa saya jual sewaktu-waktu, tinggal lari ke toko emas! Bukan hanya paper asset, segepok surat asuransi yang pasal-pasalnya sudah bikin pusing membacanya.
Ikuti aturan Allah, jangan dilawan.. Itu pesan yang saya dapatkan.
Pasti ada pertanyaan, tapi kalo kita sakit kan mas gak punya asuransi gak ada yang bayari?
Naaah.. Itulah salah mental kita!
Sudah ngeremehin Allah yang Maha Pemberi Rezeki, padahal Allah Ta’ala sendiri yang menjanjikan,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
(QS. Ath Tholaq: 2-3)
Saya makin kaget baca berita kemarin, program BPJS kesehatan resmi dari pemerintah sudah mendapat cap haram dari MUI karena alasan-alasan yang sama dengan asuransi mengandung unsur gharar, maisir dan riba. Baca beritanya disini ►http://m.okezone.com/read/2015/07/28/337/1186368/program-bpjs-kesehatan-tak-sesuai-syariat-islam?=utm_source%3Dbr
Terus gimana mas? Masak kita hanya pasrah saja?
Hei bro! Sis! Kalo dah yakin sama Allah ya harus yakin Allah bakal kasih solusinya? Dari rejeki kita dijamin, dari cara-cara kita berbisnis dan menabung yang lebih diridhoi oleh Allah, dan diatur oleh agama.
Bukankah ini yang KITA JANJIKAN pada Allah sehari minimal 5 kali dalam sholat kita?
"Inna sholati wa nusuki wa mahyayaa wa mamati lillahirobbil'alamiin"
(Sesungguhnya sholatku, ibadahku, HIDUPKU dan MATIKU hanya untuk ALLAH Tuhan Semesta Alam)
Masih mau ngeles bagaimana lagi?
Kutipan dari @Saptuari